Wednesday, May 6, 2015

Mendikbud: Pemerintahan Baru Lanjutkan Program Pendidikan Utama

Muhammad Nuh (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2015 saat ini tengah disusun. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhammad Nuh berharap pemerintahan ke depan dapat melanjukan sejumlah program pendidikan yang utama.

Seperti program Pendidikan Menengah Universal (PMU), Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN), Biaya Pendidikan Mahasiswa Miskin Berprestasi (Bidik Misi), pelatihan guru, dan kurikulum pendidikan.

"Prioritas ke depan, melanjutkan apa yang sudah dijadikan program saat ini. Harapan saya, tentu yang pertama program-program yang sangat esensial itu tetap bisa berlanjut," ujar dia di Gedung Kemendikbud, Jakarta, Minggu (17/8/2014).

Namun, ia mengatakan saat ini APBN masih dalam tahap rancangan. Sehingga belum ada gambaran pasti mengenai detail anggaran untuk program-program pendidikan.

Oleh karena itu, sebelum 30 September, Mendikbud akan membahas RAPBN menjadi APBN bersama DPR RI. Karena masa jabatan anggota DPR akan habis pada 30 September, kemudian pada 1 Oktober Gedung DPR akan diduduki anggota baru.

Dalam pembahasan itu, Kemendikbud baru dapat mencantumkan alokasi anggaran program pendidikan dalam APBN 2015. Nantinya, itu akan dipakai sebagai dasar oleh pemerintahan berikutnya untuk menjalankan berbagai program.

"Meskipun juga pemerintahan akan datang punya kesempatan melakukan Perubahan di APBN Perubahan, monggo silahkan. Tapi postur itu akan terlihat dengan baik setelah nanti dibahas bersama DPR," jelas Nuh.

Buku Kurikulum 2013 Belum Datang, Siswa Belajar Pakai Laptop

keterlambatan distribusi buku kurikulum 2013 ke Sekolah-Sekolah menyebabkan para orang tua murid membeli buku lebih mahal.Kurikulum 2013 sudah dimulai, namun distribusi buku kurikulum 2013 ke sekolah-sekolah masih terlambat. Hal ini pun menimbulkan kisruh.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Selasa (2/9/2014), buku paket yang diharapkan bisa menjadi buku panduan siswa belum sampai ke sekolah. Akibatnya, proses belajar mengajar pun terganggu, apalagi kurikulum 2013 sangat membutuhkan buku pendamping siswa.

Sebagian orangtua murid terpaksa membeli buku pelajaran hingga ratusan ribu rupiah. Walau pihak sekolah membantah jika ada pemaksaan membeli buku, namun karena proses belajar mengajar yang membutuhkan buku pendamping, terpaksa orangtua murid membeli dari penerbit lain.
Seperti di SD Galunggung Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, siswa membeli buku seharga Rp 260 ribu hingga Rp 450 ribu, bahkan untuk siswa kelas 6 mencapai Rp 600 ribu.

Berbeda dengan SMPN 2 di Jombang, Jawa Timur, hingga saat ini buku mata pelajaran belum kunjung datang. Agar siswa tetap bisa mengikuti pelajaran kurikulum 2013, siswa dianjurkan memakai laptop.

Puluhan kepala sekolah SMP se-kabupaten Jombang mengikuti pelatihan di SMPN 2 guna mendalami cara mengajar di sekolah dengan memakai laptop agar tetap bisa menggunakan kurikulum 2013.

RI Harus Pertahankan Keberadaan Dana Abadi Pendidikan

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) No 49 Tahun 2014 membuat para mahasiswa baru ketar-ketir, Jakarta, (17/9/14). (Liputan6.com/Faizal Fanani)Saat ini Indonesia diperkirakan memiliki dana abadi pendidikan mencapai Rp 20 triliun. Jumlah tersebut nilai patut untuk dipertahankan guna menjamin pendidikan bagi generasi mendatang.

Plt Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Andin Hadiyanto mengatakan, dana abadi tersebut menjadi penting untuk mengejar ketertinggalan jumlah orang-orang perpendidikan dan perpendidikan tinggi Indonesia dibanding dengan negara lain.

"Jumlah rasio, doktor terhadap penduduk Indonesia ini sangat jauh, sebagai contoh misalnya di Indonesia doktor hanya 146, di Malaysia sudah 500, Jepang 6.500, di Amerika Serikat 10 ribu, itu bukan persoalan jangka pendek, ini harus disiapkan untuk generasi muda," ujarnya di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (18/9/2014).

Selain untuk membiayai pendidikan, menurut Andin, dana tersebut juga bisa digunakan untuk membangun infrastruktur pendidikan seperti sekolah diwilayah bencana.

"Dananya bisa dipakai untuk membangun infrastruktur pendidikan kalau ada bencana. Bisa dipakai untuk hal itu. Kalau sudah habis nanti tdak punya lagi, nanti ada yang sekolah dan ada yang tidak kedepannya," tandasnya.

Sebagai informasi, dana abadi pendidikan merupakan inisiatif Sri Mulyani pada 2010 yang kala itu menjabat sebagai Menteri Keuangan.

Dana ini terkumpul dari alokasi anggaran pendidikan sebesar 20 persen dalam APBN yang disisihkan antar 1 persen-2 persennya. Dana abadi ini dikelola oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dan diinvestasikan dalam deposito dan surat berharga negara (SBN). (Dny/Nrm)

JK: Spirit Belajar Anak Desa Lebih Hebat

Jusuf Kalla atau JKWakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla atau JK menuturkan pendidikan baru dibilang berhasil kalau bisa diterapkan langsung di lapangan atau dalam kehidupan sehari-hari.

Hal itu disampaikan JK saat menerima pengajar muda dari Indonesia Mengajar di Kantor Wapres, Jakarta, Jumat (19/12/2014).

"Kemarin waktu Menteri Pendidikan (Anies Baswedan) uraikan kultur baru yang agak rumit, saya bergurau sama Pak Jokowi (Joko Widodo). Saya bilang kita kan sekolah yang sederhana saja bisa jadi begini. Jadi sebenarnya pada akhirnya semua pendidikan itu uji pokoknya adalah di lapangan," kata JK.

Dalam kesempatan ini pula, JK menyinggung Susi Pudjiastuti yang ‎hanya lulusan SMP tapi bisa menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan di pemerintahan saat ini. Ia melihat apa yang didapat Susi selama bersekolah langsung bisa diimplementasikan di kehidupan sehari.

"Saya ingin gambarkan menteri yang paling populer sekarang di kabinet, yang tamatan SMP bukan yang Phd," ujar JK.

JK juga menyampaikan anak-anak di desa lebih memiliki niat belajar dibanding anak yang tinggal di kota. Karena itu, 20% APBN dialokasikan pada pendidikan, agar pendidikan bisa menjangkau anak-anak di desa.

"Saya selalu katakan, anak desa sendiri fighting spirit-nya lebih hebat untuk belajar dari pada anak Jakarta. Cucu saya pergi ke sekolah jam 10, diantar mobil, AC, makan bawa bekal, dijemput. Coba anak desa jalan kaki 10 kilo untuk pergi sekolah. Spirit itu lebih hebat anak desa itu. Jadi Anda tinggal berikan sentuhan," tegas JK.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sekaligus pendiri Indonesia Mengajar, Anies Baswedan yang hadir dalam pertemuan tersebut juga menambahkan pentingnya minat membaca ditingkatkan. Minat membaca harus dimulai oleh para orangtua dan guru.

"Itu gurunya, gurunya harus punya minat baca. Orangtuanya harus punya minat baca. Lalu anak-anaknya diajak punya minat baca," ungkap Anies.

Selain itu, Menteri Anies mendukung diterapkan jam baca di tiap wilayah di Indonesia. Dengan demikian, anak-anak tidak hanya menghabiskan malam hari dengan menonton televisi saja.

"Lalu bagi masyarakat di komunitas yang memiliki RT/RW, buatlah jam belajar, jam membaca. Jadi jangan hanya nonton TV tapi jam baca digalakkan. Kalau RT/RW bersemangat mengemban itu insya Allah yang lain-lain akan bersemangat," tandas Menteri Pendidikan. (Ans)

JK Tegaskan Pendidikan di Indonesia Tak Diskriminatif

Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan keterangan pers usai membuka Konferensi Besar XV Fatayat NU di Gedung Kementrian Agama, Jakarta. Foto diambil pada Jum'at (21/11/2014). (Liputan6.com/Faizal Fanani)Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyatakan pemerintah tidak pernah bersikap diskriminatif terhadap penyediaan mutu pendidikan. Namun, ia mengakui adanya ketimpangan mutu pendidikan yang terjadi karena semangat mengajar para guru.

"Sekolah di Jakarta, Bandung, Kendari, Bone, sama semua biayanya. Kalau katakan Rp 5 miliar, itu sama juga di semua daerah. Perpustakaan dan laboratorium sama. Sekarang kenapa mutu beda? Yang beda itu semangat mengajar dan perkembangan ilmunya," kata JK, di Kantor Wapres, Jakarta, Selasa (31/3/2015).

"Kalau beda, terjadi diskriminasi. Pemerintah siapkan semua sama," tambah dia.

Hal itu disampaikan JK di depan belasan guru teladan dari Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan. Ia juga menyampaikan para guru jangan pernah berhenti belajar, karena ilmu selalu mengalami perkembangan.

"Ilmu itu berkembang cepat sekali dan kurang diikuti kita semua. Buku sama, bisa akses internet, itu yang beda adalah semangat belajar yang harus diperbaiki. Yang bisa perbaiki itu guru dan kepala sekolah," ungkap mantan Ketua Umum Golkar itu.

Ketua Palang Merah indonesia (PMI) itu menegaskan, para guru harus keras pada murid-muridnya. Bila murid malas dan nilainya buruk, sepatutnya tinggal kelas. Tapi bila murid seperti itu dibantu, artinya guru mendukung pembodohan.

"Kalau dulu ada sistem angkat nilai atau dongkrak, itu proses pembodohan nasional. Begitu dongkrak angka anak-anak maka proses pembodohan terjadi. Anak-anak yang tidak belajar di kasih angka baik, buat apa mereka belajar karena mikir naik kelas, dapat 6,7,8. Itu pembodohan," tutur JK.

"Kalau tidak naik kelas, ya tidak naik. Itu baru kultur belajar yang baik. Kalau tidak, orang di daerah di bawah terus. Susah mereka buat masuk ITB, karena isinya kurang jadi geng motor, begal, macam-macam. Karena itulah semangat belajar harus diperbaiki, bagaimana peranan orangtua," jelas JK.

Perwakilan guru teladan dari Sulawesi Selatan, Mustafa mengaku semakin terinspirasi mendengar pidato dari JK itu. Ia juga menyampaikan para guru mendapat kesempatan untuk melihat sistem belajar mengajar di negara tetangga.

"Kami diberikan kesempatan lihat institusi di tempat lain dan negara lain di Malaysia dan Singapura, kami akan kembangkan di negara lain. Kita tidak ketinggalan dengan negara lain asal ikuti arahan Pak Wapres," pungkas Mustafa. (Mut)

Saturday, April 11, 2015

Pola Ujian Nasional pada 2015 Berubah

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) segera mengubah pola ujian nasional (UN) pada 2015. Hal ini disebabkan pada tahun itu semua jenjang pendidikan yang ada telah menerapkan Kurikulum 2013. Perubahan pola UN tidak mungkin dilakukan sekarang, mengingat pelaksana Kurikulum 2013 belum secara menyeluruh. Hanya sekolah dan kelas yang menjadi piloting yang melaksanakannya.


Pernyataan mengenai perubahan pola Ujian Nasional tahun 2015 disampaikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kemendikbud) di tengah acara focus group discussion (FGD) tentang Kurikulum 2013 dan UN yang diikuti oleh beberapa akademisi, praktisi pendidikan, unsur pers, serta pegiat jaringan penulis artikel. UN sebagai standar evaluasi tetap akan dipertahankan. Pemakaian UN senagai standar evaluasi berdasarkan amanat UU Sisdiknas. Penggunaan tandar tersebut bisa menjadi alat ukur pembanding standar pendidikan di negara lain.
Perubahan pola Ujian Nasional tahun 2015 jelas disesuaikan dengan Kurikulum 2013, yaitu ketika semua siswa telah menerapkan Kurikulum 2013. Saat ini yang melaksanakan Kurikulum 2013 hanya siswa kelas
1 dan 4 SD, kelas 1 (VII) SMP, dan kelas 1 (X) SMA dari sekolah piloting.
Saat ini belum dapat dirinci bentuk perubahan pola Ujian Nasional tahun 2015 tersebut. UN pada saat ini digunakan pemerintah untuk empat fungsi. Empat fungsi tersebut adalah :
1. pemetaan,
2. syarat kelulusan,
3. syarat melanjutkan studi ke jenjang berikutnya,
4. dan intervensi kebijakan.
Fungsi pemetaan dan intervensi pada Ujian Nasinal (UN) hanya bisa dilaksanakan jika ada UN. Makanya UN tetap dipertahankan keberadaannya.
Sebagai contoh, ada sebuah SMA di Jakarta yang hanya memiliki lima siswa dan ternyata semuanya tidak lulus UN. Maka kemudian Kemendikbud melaksanakan fungsi intervensi kebijakan. Bentuk pelaksaan fungsi tersebut adalah melakukan merger dengan sekolah lain. Atau misalnya juga, sebuah SMA di Nusatenggara Barat yang nilai mata pelajaran Bahasa Inggrisnya jeblok. Usut punya usut ternyata sekolah yang bersangkutan tidak mempunyai guru Bahasa Inggris. Sehingga pelajaran Bahasa Inggris diampu guru bidang studi lain. Karena fakta ini maka SMA di NTB tersebut diberi guru Bahasa Inggris.
Apapun bentuk perubahan pola Ujian Nasional tahun 2015, tidak boleh merugikan siswa dan harus dapat dipertanggungjawabkan semuanya. Perubahan pola Ujian Nasional tahun 2015 ini jangan sampai dijadikan komoditas bagi segelintir orang untuk mengeruk keuntungan semata.
Dampak dari perubahan pola Ujian Nasional tahun 2015 harus bisa dirasakan manfaat, nilai dan mutu oleh semua pihak secara nasional.

Syarat Kelulusan UN 2014-2015 Sesuai Permendikbud No. 144 Tahun 2014

Belum lama ini pemerintah melalui Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) telah mengeluarkan Permendikbud No.144 Tahun 2014 berkenaan keriteria kelulusan UN atau peserta didik dari satuan pendidikan dan peraturan lain yang berkenaan dengan penyelenggaraan UN 2014-2015 mendatang.



Dalam Permen tersebut disebutkan bahwa peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan setelah:

1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran

  • SMP/MTs dan SMPLB apabila telah menyelesaikan pembelajaran dari kelas VII sampai kelas IX;
  • SMA/MA,SMALB dan SMK/MAK apanila telah menyelesaikan pembelajaran dari kelas X sampai dengan kelas XII;
  • SMP/MTs dan SMA/MA yang menerapkan sistem akselerasi atau sistem kredit semester (SKS) apabila telah menyelesaikan seluruh mata pelajaran yang dipersyaratkan; dan
  • Program paket B dan Program Paket C, apabila telah menyelesaikan keseluruhan serajat kompetensi masing-masing jenjang program.
2. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran.
  • Kriteria nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran ditetapkan oleh satuan pendidikan
3. Lulus ujian Ujian Sekolah (US) Ujian Madrasah (UM) Program Kesetaraan (PK)\
  • Kriteria kelulusan peserta didik dari US/UM/PK untuk semua mata pelajaran ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan perolehan nilai US/UM/PK.
  • Kriteria kelulusan peserta didik mencakup minimal rata-rata nilai dan minimal nilai setiap mata pelajaran yang ditetapkan oleh satuan pendidikan
  • Nilai S/M/PK diperoleh dari gabungan:
1. Rata-rata nilai rapor dengan bobot 70%:
  • -Semester I sampai semester V untuk SMP/MTs,SMPLB dan paket B/Wustho
  • -Semester I sampai semester V untuk SMA/MA, SMALB, SMK/MAK,dan Paket C;
  • -Semester I sampai semester V untuk SMP/MTs dan SMA/MA yang menerapkan SKS/
2. Nilai Ujian S/M/PK dangan bobot 30%



4.Lulus UN

  • Kriteria kelulusan peserta didik untu Ujian Nasional (UN) SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB/SMK/MAK, Program Paket B/Wustho dan Program Paket C adalah:
1. Nilai Akhir (NA)setiap mata pelajaran yang di-UN kan paling rendah 4,0 (empat koma nol)
2. Rata-rata Nilai Akhir (NA) untuk semua mata pelajaran paling rendah 5,5 (lima koma lima)
  • Nilai Akhir (NA) gabungan Nilai Sekolah/Madrasah/Program Khusus dan UN dengan bobot 50% Nilai Sekolah/Madrasah/Program Khusus dan 50% Nilai UN

Sunday, April 5, 2015

Biaya Ujian Nasional Online Lebih Murah?

Simulasi ujian onlineJAKARTA -- Kepala Pusat Penilaian Pendidikan, Prof Nizam mengatakan, anggaran yang dikeluarkan untuk Ujian Nasional Computer Based Test (CBT) bisa lebih murah, dibandingkan UN reguler yang menggunakan kertas.

"UN CBT tidak mencetak dan mengirim soal lagi, bahkan pengawas bisa lebih sedikit. Dan, dalam satu kelas jumlah siswanya bisa lebih banyak," katanya kepada Republika, Rabu (11/3).

Jadi, ia melanjutkan, meskipun hari pelaksanaannya UN lebih panjang, tetapi biaya pengawasan bisa lebih murah atau sama. Ditambah, tidak perlu menggunakan cctv untuk mengawasinya.  "InsyaAllah, mereka amanah, kami percaya dengan kejujuran siswa dan pengawas."

Dijadwalkan, pelaksanaan UN CBT dibagi menjadi tiga shift dengan jadwal shift satu pada pukul 07.30-09.30, shift dua pada pukul 10.30-12.30 dan shift tiga pada pukul 14.00-16.00.

Ia menjelaskan, pada pelaksanaan UN CBT siswa tidak perlu lagi mengisi daftar peserta karena setiap siswa sudah memiliki identitas dan password untuk log in.

"Siswa tinggal log in dengan identitas siswa dan pasword yang dibagikan, sehingga, tak perlu mengisi identitas lagi.  Kerahasiaan identitas pun terjaga dan tidak akan tertukar," katanya.

Pasalnya, setiap siswa punya identitas yang unik dan server pun akan mengenali siswa dan jurusannya. Kemudian, akan soal yang muncul akan sesuai dengan jurusannya.

Ia mengatakan, identitas dan password untuk peserta log in sudah disiapkan. Dan,  akan dibagikan saat ujian dimulai. "Data itu diberikan ke proktor/pengawas ujian menjelang ujian."

"Alhamdulillah, semua persiapan yang kami lakukan bejalan lancar dan  berharap pelaksanaan UN CBT pun berjalan dengan lancar juga." 

Sistem Dongkrak Nilai Pembodohan Nasional

Ujian Nasional SMP
JAKARTA -- Sistem dongkrak nilai yang dilakukan oleh para guru terhadap muridnya dinilai merupakan proses pembodohan nasional. Pernyataan ini disampaikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla dihadapan para guru teladan asal Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.

"Dulu kan ada sistem dongkrak, itu lah proses pembodohan. Begitu anda dongkrak-dongkrak maka anda proses pembodohan nasional," kata JK di kantor Wapres, Jakarta saat menerima Guru Teladan Tingkat Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara, Selasa (31/3).

Bahkan, JK mengatakan Ujian Nasional (UN) yang tak lagi dijadikan patokan standar mutu pendidikan atau kelulusan siswa juga dinilai proses pembodohan. "Itu kan terjadi pembodohan karena yang tidak belajar dikasih angka baik, ya untuk apa belajar," tambah dia.

Lanjut dia, ia pun meminta agar pihak sekolah tidak meluluskan siswanya yang tak layak lulus. Sebab, jika sekolah mendongkrak dan meluluskan siswanya maka justru hanya akan mempersulit siswanya yang akan masuk ke perguruan tinggi.

Buku Agama Ajarkan Radikalisme Ditemukan Lagi di Jabar

Buku PAI kelas XI
BANDUNG -- Forum Guru dan Orang Tua Siswa Jawa Barat melaporkan sebuah buku ajar Agama Islam untuk tingkat SMA/SMK yang dinilai memuat nilai radikalisme.
Buku Pendidikan Agama Islam tersebut memuat ajaran yang memperbolehkan pembunuhan atas seseorang yang musyrik.

"Ini bibit-bibit radikalisme, bibit-bibit antitoleransi," ujar Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat Rafani Achyar saat konferensi pers di Kantor MUI Bandung, Selasa (31/3).

Rafani menyatakan pendidikan agama Islam yang diajarkan khususnya kepada anak-anak sekolah hendaknya yang memuat pemahaman Islam berkemajuan.
Islam berkemajuan merupakan Islam yang berorientasi pada perkembangan ilmu pengetahuan dan kecerdasan maupun teknologi. Sehingga, saat mempelajari agama, pasa siswa juga termotivasi untuk menjadi lebih cerdas baik dari akhlak maupun akademis.

Karena itu, muatan radikalisme yang terdapat dalam buku Pendidikan Agama Islam yang membolehkan pembunuhan atas orang musyrik ini sangat tidak tepat dan berbahaya.

"Bayangkan, yang tidak menyembah Allah SWT harus dibunuh," lanjutnya.

Menanggapi kehadiran buku ajar yang meresahkan ini, MUI Jawa Barat akan segera menyurati Gubernur Jawa Barat agar segera menarik buku Pendidikan Agama Islam tersebut dari peredaran.
Selanjutnya, pihak MUI Jawa Barat juga akan memberi masukan kepada Departemen Pendidikan terkait penyusunan silabus.

MUI Jawa Barat juga berharap agar ke depannya, penyusunan buku ajar, khususnya buku ajar keagamaan, dapat melibatkan lembaga-lembaga keagamaan seperti MUI atau pun tokoh-tokoh agama.
Ini dilakukan agar muatan dalam buku ajar yang digunakan anak sekolah tersebut aman dari unsur-unsur radikalisme maupun unsur negatif lainnya.

Rafani juga menilai ada unsur kepentingan dari pihak tertentu terkait dimuatnya nilai radikal dalam buku ajar untuk SMA ini. Meski begitu, Rafani enggan untuk membeberkan pihak mana yang ia duga memiliki kepentingan tersebut.

"Dari sisi pemikirannya, saya sudah sering mendapati ini di tengah masyarakat," lanjutnya.

Contoh Surat Izin Observasi Ke Perusahaan

Image result for amplop.png

Nomor       : 0134/UN33.7.1/LL/2015                                                      Medan, 01 April 2015
Lamp         : -
Hal                        : Izin Observasi Tugas Mata Kuliah Lapangan

Kepada      : Yth. Sdr. Manager JNE
                     Di
                     Tempat

Dalam rangka pengembangan Tri Darma Perguruan Tinggi, maka dengan hormat kami menugaskan Mahasiswa:

No.
Nama
NIM
Jurusan/Prodi
1
Apriandi Sembiring
7123210005
Manajemen
2
Eros Andrew
709210023
Manajemen
3
Freddy Simamora
7122210003
Manajemen
4
Juniver Sitanggang
7123210029
Manajemen
5
Riki F Sinaga
 7123210057
Manajemen

Mahasiswa tersebut kami tugaskan mengadakan observasi guna menyelesaikan tugas mata kuliah “Manajemen Pemasaran Jasa”.
Sehubung dengan hal tersebut diatas kami mohon Saudara memberikan keizinan serta kemudahan pada mahasiswa yang bersangkutan.

Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasama yang baik diucapkan terima kasih.


                                                                                Wakil Dekan I


                                                                                Drs. Thamrin, M. Si
                                                                                NIP. 19640719 199303 1 003

SMA di Jakarta Andalkan Try Out

JAKARTA -- Sekolah Menengah Atas (SMA) di Jakarta masih mengandalkan ujian uji coba ("try out") dan tidak mengadakan les khusus untuk mempersiapkan para siswa menghadapi Ujian Nasional (UN) yang dihelat pada awal April 2015.
Sejumlah siswa SMK Negeri 2 Solo mengerjakan soal latihan Ujian Nasional (Unas) 2015 secara online di aula sekolah setempat, Solo, Jawa Tengah, Rabu (1/4).
"Kami memantau perkembangan anak didik jelang pelaksanaan UN melalui 'try out' yang sudah dilaksanakan sebanyak empat kali," kata Kepala Sekolah SMAN 4 Puji Raharjo di kantornya, Rabu (1/4). Puji menambahkan, pihaknya mengadakan ujian uji coba secara bertahap dan dalam waktu yang berbeda-beda untuk melihat kesiapan para siswa.
"Pada 'try out' pertama, kami sengaja melaksanakannya pada sore hari setelah jam pelajaran untuk melihat kemampuan siswa mengerjakan soal meski dalam keadaan lelah", ujar Puji.
Puji menilai hasil dari sistem ini cukup memuaskan karena siswa bisa mengerjakan soal tersebut dengan baik dan mengalami peningkatan nilai pada "try out" kedua yang diadakan pada pagi hari. "Sementara uji coba ketiga dilaksanakan dengan kondisi mirip dengan UN sebenarnya. 'Try out' keempat yang dilaksanakan hari ini, Rabu (1/4), hanya untuk penyegaran kembali saja," tuturnya.
Adapun selain "try out", lanjut Puji, sejak tahun 2014 sekolahnya juga menambahkan pembelajaran intensif untuk siswa kelas XII. "Konsekuensinya jam pelajaran menjadi lebih panjang," ujar dia.
Di tempat terpisah, Kepala Sekolah SMA Santa Theresia Godeliva Kris juga menyatakan sudah mengadakan lima kali "try out" untuk para peserta UN. "Sebenarnya dari bulan November 2014 kami sudah mengadakan persiapan, mulai dari pendalaman materi sampai 'try out', sesuai jadwal dari sekolah ataupun mengikuti uji coba dari musyawarah guru mata pelajaran (MGMP)," tutur dia.
Untuk tahun 2015, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menerapkan dua cara pelaksanaan Ujian Nasional, yaitu UN berbasis komputer, diadakan pada 7 April 2015 dan UN tertulis, diadakan mulai 13 April 2015.
Adapun UN tahun 2015 tidak lagi menjadi syarat kelulusan siswa seperti pada tahun-tahun sebelumnya. Jika siswa tidak mencapai standar nilai minimal yaitu 5,5, mereka dipersilahkan untuk mengulang, meski itu tidak mengurangi hak untuk mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi negeri maupun swasta.

Lima PTS Dinobatkan Sebagai Kampus Tanpa Rokok

BATAM -- Lima perguruan tinggi swasta (PTS)dinobatkan sebagai Kampus Tanpa Rokok (KTR) dan mendapatkan Anugerah Aptisi (Aptisi Award). Kelima PTS adalah IKIP Saraswati Tabanan Bali, Universitas Islam Sultan Agung (Unisula) Semarang Jawa Tengah, Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka) Jakarta, Universitas Islam Riau dan Universitas Bina Darma Palembang Sumatera Selatan.

Kampanye antirokok. Ilustrasi
Aptisi Award tersebut diserahkan Ketua Umum APTISI Pusat, Prof Edy Suandi Hamid dan Dr Illah Sailah, Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristek Dikti dalam Rapat Pengurus Pusat Pleno APTISI ke-7  di Batam, Kamis (2/4). Penilaian dilakukan tim juri yang diketuai Dr Sudibyo Markus.

Selain lima PTS, kata Edy Suandi Hamid, sebanyak enam PTS memperoleh predikat "Maju", dua PTS dengan predikat "Berkembang," serta sebanyak 16 PTS mendapatakan predikat "Tumbuh."

Menurut Ketua Umum Aptisi, Prof Edy Suandi Hamid, pemberian anugerah ini dimaksudkan untuk memberikan dorongan pada lembaga pendidikan tinggi untuk segera membersihkan kampus dari rokok, tidak menerima sponsor dari industri rokok untuk semua kegiatan di kampus, dan membangun kepedulian kampus atas bahaya merokok tersebut.

Saat ini, kata Edy, rokok sudah sangat mengancam bangsa ini. Para anak-anak, remaja, dan mahasiswa yang kesemuanya elemen generasi muda indonesia sudah distimulus untuk menjadi perokok melalui iklan dan kegiatan yang disponsori industri rokok yang masih sangat bebas di tanah air.

Padahal rokok bukan saja menurunkan produktivitas, menimbulkan berbagai penyakit, namun juga bisa menjadi pintu masuk mengonsumsi narkoba. Karena itu, kampus seharusnya berada di garda depan dalam memerangi dan menekan jumlah perokok di tanah air, khususnya di kalangan generasi muda. "Kita berharap pada saatnya nanti semua kampus bebas rokok," katanya.

​Lebih lanjut Edy mengatakan Indonesia merupakan potensi internasional bagi pemasaran  ​produk-produk zat adiktive yang meliputi rokok, alkohol dan narkoba. ​Ancaman terhadap narkoba sudah disadari pemerintah dan rakyat ​Indonesia, dengan dinyatakannya kondisi darurat nasional narkoba oleh ​BNN. ​Juga terhadap ancaman alkohol atau miras, termasuk miras oplosan.

​ Namun ancaman bahaya produk ​tembakau berupa rokok, yang ​mengandung nikotin yang jelas-jelas sebagai zat adiktive, ironisnya masih ​jauh dari perhatian sebagian instansi pemerintah dan masyarakat. Karena ​produk tembakau tersebut berlindung di balik status rokok sebagai produk ​legal, yang memberikan kontribusi terhadap keuangan negara dari cukai rokok, ​tanpa ​disadari bahwa justru zat adiktive dari nikotin tembakau tersebut secara ​terbuka sedang menghancurkan upaya besar membangun kualitas dan ​daya ​saing bangsa yang merupakan mainstreamnya misi dunia pendidikan.

​"Sudah waktunya dunia perguruan tinggi, terutama segenap ​jaringan APTISI untuk mengkritisi kondisi darurat nasional ancaman  ​produk tembakau," tandas Edy.

Pemkot Sukabumi Dorong Pendidikan Karakter

SUKABUMI — Pemkot Sukabumi menggelar kegiatan expo pendidikan di Gelanggang Olahraga Remaja (GOR) Merdeka, Kota Sukabumi. Ajang tersebut sebagai upaya mendorong terwujudnya pendidikan berkarakter di sekolah-sekolah.

Balai Kota Sukabumi
Kegiatan expo pendidikan digelar selama tiga hari sejak Sabtu (4/4) lalu hingga Senin (6/4). "Expo sebagai ajang evaluasi seberapa besar peningkatan pendidikan di Sukabumi," kata Wakil Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi kepada Republika, Ahad (5/4).

Dalam kesempatan itu juga di evaluasi sejumlah kekurangan yang masih ada. Fahmi menerangkan, di acara expo juga dipertunjukkan sejumlah kesenian dan budaya daerah yang berasal dari Sukabumi.

Di mana, kata dia pendidikan harus diiringi dengan budaya. Harapannya budaya dapat memperindah dan memperhalus budi pekerti anak-anak. "Intinya, pendidikan karakter menjadi tujuan utama," terang Fahmi.


Sebab, berhasil atau tidaknya pendidikan bukan sekadar cerdas secara akademik melainkan mempunyai karakter dan kepribadian yang baik. Oleh karena itu expo kali ini mengambil tema yang berhubungan dengan budaya dan pendidikan karakter.

Fahmi mengungkapkan, expo pendidikan ini diikuti sejumlah sekolah yang ada di tujuh kecamatan. Sekolah tersebut menampilkan keunggulannya masing-masing dalam berbagai bidang baik akademik maupun seni serta budaya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi Dudi Fathul Jawad menambahkan, expo pendidikan digelar untuk memperlihatkan kemajuan yang ada di sekolah. "Selain itu sekolah menampilkan ajang seni dan budaya asli daerah," kata dia.

Dudi mengatakan, Pemkot Sukabumi memberikan perhatian serius pada bidang pendidikan. Hal ini sejalan dengan visi pembangunan daerah 2005-2025 yakni mewujudkan Sukabumi sebagai pusat pelayanan terbaik di bidang pendidikan, kesehatan, dan perdagangan.

Selain itu sesuai dengan visi wali kota dan wakil wali kota yaitu dengan iman dan takwa mewujudkan pemerintahan rahmatan lil alamin.

Salah seorang orangtua siswa Irawan (40 tahun) mengatakan, kegiatan expo pendidikan ini sangat positif bagi perkembangan para siswa. "Selain menguasai materi pelajaran, anak-anak juga diajak untuk melestarikan seni dan budaya daerah," katanya mengatakan.

Wednesday, April 1, 2015

Profil Calon Rektor Unimed Periode 2015 - 2019

Hasil Penyaringan Calon Rektor Unimed Periode 2015-2019 yang dilaksanakan pada Jumat, 13 Maret 2015 di Ruang Sidang A Biro Rektor Unimed memutuskan tiga Calon Rektor yaitu; 1) Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, 2) Prof. Selamet Triono, M.Sc., Ph.D, dan 3) Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si. Penyaringan Calon Rektor memilih tiga dari empat bakal calon yang sudah mendaftar dan memenuhi persyaratan sesuai dengan Permenristekdikti Nomor 1 Tahun 2015.
Pemilihan Rektor Unimed akan dilaksanakan pada 14 April 2015 mendatang.

Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd
Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. merupakan guru besar Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Medan. Beliau lahir di Tapanuli Utara, 3 Pebruari 1962. Pendidikan formal tingkat Sekolah Dasar dan SMP dilalui di daerah kelahiran beliau yakni Tapanuli Utara, sedangkan tingkat SMA ditamatkan di SMA 3 Kota Pematang Siantar pada 1981. Kemudian untuk tingkat sarjana S1 beliau tamatkan di IKIP Medan pada Prodi Pendidikan Matematika pada tahun 1986. Selanjutnya Program Magister beliau tamatkan di IKIP Yogyakarta pata tahun 1992 dan Program Doktor beliau tamatkan di UNJ pada tahun 2009. 
Sejak tahun 1987 beliau telah menjadi dosen tetap PNS di Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA IKIP Medan. Pengalaman kerja diberbagai posisi sudah sangat mapan, diantaranya pernah menjadi staf pengajar di UMSU pada tahun 1986-1996. Sebagai Staf Ahli Pembantu Rektor I IKIP Medan pada tahun 1993-1998. Sebagai Pimpinan Proyek IKIP Medan/Unimed pada tahun 1999-2003. Sebagai Pembantu Rektor II Unimed periode 2003-2007. Sebagai Rektor Unimed periode 2007-2011. Sebagai Tim Seleksi KPU Sumut periode 2008-2013. Sebagai Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan KEMENDIKBUD RI pada Maret 2011–Sekarang.
 
Visi dan Misi jika menjadi Rektor Unimed Periode 2015-2019

 
Prof. Selamet Triono, M.Sc., Ph.D
Prof. Selamet Triono, M.Sc. Ph.D. merupakan guru besar bidang Pendidikan Teknik FT Universitas Negeri Medan. Beliau lahir di Langkat, 8 Desember 1958. Pendidikan formal tingkat Sekolah Dasar dilalui di daerah kelahiran beliau yakni Stabat Langkat, untuk tingkat SMP beliau tamatkan di Sekolah Teknik Persiapan Negeri Binjai. Sedangkan tingkat SMA ditamatkan di STM Negeri 1 Medan pada 1979. Kemudian untuk tingkat sarjana S1 beliau tamatkan di IKIP Medan pada Prodi Pendidikan Teknik Mesin/Mesin Produksi pada tahun 1983. Selanjutnya Program Magister beliau tamatkan di State University of New York Oswego, N.Y., USA pata tahun 1988 dan Program Doktor beliau tamatkan di The Ohio State University Columbus, OH.,USA pada program studi Vocation & Technical Education tahun 1995. 
Sejak tahun 1984 beliau telah menjadi dosen tetap PNS di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FT IKIP Medan. Pengalaman kerja diberbagai posisi sudah sudah beliau lalui, diantaranya pernah menjadi Sekretaris Jurusan Pendidikan Teknik Mesin IKIP Medan pada tahun 1985-1986. Sebagai Pembantu Dekan I FPTK IKIP Medan pada tahun 1996-2000. Sebagai Dekan Fakultas Teknik Unimed pada tahun 2000-2004 dan 2004-2008. Sebagai Sekretaris Senat Unimed pada 2007-2012. Sebagai Pembantu Rektor I Unimed periode 2007-2011. Sebagai Pejabat Rektor pada April – Juni 2011. Tim Pengembang Program PPG SMK Kolaboratif P2CPAK dan PPG SM3T Ditdiktendik Ditjen Dikti Kemristek Dikti pada 2011 – sekarang.
 
Visi dan Misi jika menjadi Rektor Unimed Periode 2015-2019
Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si
Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si. adalah Guru Besar Sosiologi FIP Unimed. Beliau lahir di Bunut/Asahan 20 Mei 1963. Pendidikan formal tingkat SD dan SMP ditamatkan di Bunut-Kisaran Asahan, sedangkan tingkat SMA beliau tamatkan di Tanjung Balai. Kemudian untuk tingkat Sarjana S1 beliau tamatkan pada program studi Administrasi Pendidikan di IKIP Medan. Selanjutnya Program Magister S2 dan Program Doktor beliau tamatkan dari UNPAD Bandung dalam program studi Sosiologi. 
Sejak 1987 beliau sudah aktif sebagai dosen PNS di FIP IKIP Medan. Pengalaman kerja diberbagai posisi beliau lalui dengan hasil yang baik. Diantaranya sebagai Ketua Program Pengembangan Wilayah LPM Unimed pada 1998-2000. Sebagai Konsultan bidang Pelatihan guru pada Proyek Peningkatan Mutu SMP di Sumatera Utara. Sebagai Ketua Pusat Konsultasi Bisnis dan Penempatan Kerja (KBPK) LPM Unimed pada 1999-2001. Sebagai Sekretaris Prodi Program Magister Administrasi Pendidikan PPs Unimed pada 2001-2002. Sebagai Pembantu Dekan I FIP Unimed pada 2005-2011. Sebagai Rektor Unimed Periode 2011-2015.   
 
Visi dan Misi jika menjadi Rektor Unimed Periode 2015-2019